CYBER SASTRA: PERLAWANAN TERHADAP HEGEMONI DALAM SASTRA INDONESIA

Yulhasni Yulhasni, Edy Suprayetno

Abstract


Praktik hegemoni sastra sudah berlangsung cukup lama terutama sejak bangsa ini mengenal baca tulis. Bahkan perlawanan terhadap dominasi tersebut menandakan telah terjadi hegemoni dalam sastra Indonesia. Praktik hegemoni tidak hanya dipraktikkan oleh kekuasaan. Sejak pertama sekali Sastra Indonesia Modern diperkenalkan dalam panggung politik Indonesia, maka sejarah kemudian mencatat beberapa bagian penting yang harus dipahami masyarakat, yakni tokoh, waktu dan peristiwa sastra. Di Indonesia, geger sastra sempat muncul ke permukaan akibar gerakan puisi esai Denny JA yang kemudian bermuara masuknya nama ini dalam buku controversial terbitanPustaka HB Jassin ‘’33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh.’’

Keywords


Cyber Sastra; Perlawanan; Sastra Indonesia

Full Text:

PDF

References


Herfanda, AhmadunYosi. 2004. “Puisi Cyber, Genre atau Tong Sampah” dalamCyber GrafittiPolemik: Sastra Cyberpunk. SautSitumorang (Editor). Yogyakarta: Jendela.

Nanang Suryadi, dkk. 2001. Graffiti Gratitude (Sebuah Antologi Puisi Cyber). Angkasa : Bandung.

Radhar Panca Dahana. 2001. Kebenaran dan Dusta Dalam Sastra. Jakarta : Indonesia Tera.

Semboja, Asep. 2008. ”Peta Politik Sastra Indonesia (1908-2008)”. Dalam Anwar Efendi (Ed.). Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Tiara wacana.

Situmorang, Saut (Ed.). 2004. Cyber Graffiti: Polemik Sastra Cyberpunk. Yogyakarta : Jendela.

Yulhasni, Jangan Pernah Percaya Jakarta, Analisa, 9 Desember 2012.

Yovanta Arief : Kritik Sastra dan Sastra Populer dalam Lembar Kebudayaan Indo progress Edisi 18, 2014.




DOI: http://dx.doi.org/10.53712/jk.v3i2.709

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Supported by:

Indexing