Pengaruh Penambahan Limbah Kulit Kerang Bambu sebagai Pengganti Sebagian Semen Terhadap Nilai Kuat Geser dan Lebar Retak Balok Beton Bertulang dengan Penambahan Zat Kimia Tipe F (Superplasticizer)

TAURINA JEMMY IRWANTO, Novarina Dwi Santi

Abstract


Beton merupakan salah satu bahan kontruksi yang umum digunakan untuk bangunan gedung, jembatan dan lain-lain. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan limbah kulit kerang bambu sebagai pengganti sebagian semen pada balok beton bertulang dengan dan tanpa penambahan zat kimia tipe F (superplasticizer). Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui nilai kapasitas geser balok beton bertulang dengan penambahan serbuk kerang bambu, dan mengetahui lebar retak balok beton bertulang dengan penambahan serbuk kulit kerang bambu pada saat retak miring terjadi menambahkan zat additive pada campurannya, yang menggunakan sebanyak 4 sample dengan masing-masing variasi campuran 0%, 3%, 4%, dan 5%. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pengujian T-test one sample, untuk menentukan nilai perbedaan dari hasil uji Vu secara analisis dan Vc secara teoritis yang membandingkan satu variabel bebas, yaitu pada hasil uji laboratorium. Hasil perhitungan yaitu 0.046 mm dan 0.039 mm. Berdasarkan hasil perhitungan analisa nilai Vu balok beton bertulang maka hasil yang di dapat adalah  hal ini menunjukkan menerima  dan menolak  yang artinya, adanya peningkatan kapasitas geser beton bertulang dengan menambahkan serbuk kerang bambu.

Keywords


Kulit kerang bambu, superplasticizier, kuat geser.

Full Text:

PDF

References


Anonim, ASTM C 150: Standard Specification for Portland Cement.

Badan Standarisasi Nasiona, 2002. Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton Ringan Struktural (SNI 02-2461-2002). Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional, 2004. Semen Portland (SNI 15-2049-2004). Jakarta.

Chowdhury, Loo, A New Formula for Prediction of Crack Widths in Reinforced and Partially Prestressed Concrete Beams. Griffith University, Australia, 2001.

Departemen Pekerjaan Umum, 1989. Peraturan Beton Bertulang Indonesia, (PBI, 1971).

Eurocode 2, Design of Concrete Structures – Part 1: General Rules and Rules for Buildings 1992-1, European Committee for Standardization, 2004, Belgium.

Irwanto. J. Taurina, 2006. Pengaruh Penambahan Fly Ash Terhadap Pola Keruntuhan Balok Beton Bertulang Tanpa Tulangan Geser Beragregat Pumice (Batu Apung). Laporan Skripsi. Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang.

Setyowati, E.W., Soehardjono, A., Wardhana, I.G.N. & Irawan, Y.S. 2015, The Micro Crack Growth Behavior on The Post Fire Reinforced Concrete Beam, International Jurnal of Engineering and Technology. 7 (5): 1856-1861.

SK SNI T-15-1991-03. Departemen Pekerjaan Umum R.I. Jakarta, 1991.

SNI 03-2847-2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan.




DOI: http://dx.doi.org/10.53712/rjrs.v6i1.1151

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Rekayasa: Jurnal Teknik Sipil is indexed by:

google.png

View My Stats